Pages

Wednesday, September 5, 2018

Sampai Juli 2018, Ada 323 Kasus HIV di Bandung Barat

NGAMPRAH, (PR).- Tren kasus penderita HIV/AIDS di Kabupaten Bandung Barat terus meningkat dari tahun ke tahun. Komisi Penanggulangan AIDS setempat melaporkan, secara kumulatif sejak 2011 hingga Juli 2018, ada 323 kasus yang terungkap.

"Sepanjang tahun lalu, ada 44 kasus baru. Sementara sejak awal tahun hingga Juli ini, sudah ada 43 kasus. Jumlahnya memang selalu meningkat, di antara mereka ada beberapa yang meninggal," kata Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Bandung Barat Lilly Koesmayadi di Batujajar, Rabu, 5 September 2018.

Dia mengungkapkan, penderita AIDS didominasi laki-laki, yakni sebanyak 64% dan perempuan 36%. Sebagian besar masih berusia produktif antara 25-49 tahun. Bahkan, ada juga balita yang tertular HIV dari ibunya, yakni sekitar 3%. Saat ini pun, ada 7 anak yang tengah dalam terapi HIV/AIDS di RSUD Cililin dan RSHS Bandung.

Dari segi pekerjaan, 27% penderita merupakan karyawan swasta, 23% ibu rumah tangga, dan 17% pengangguran. Jumlah penderita dari kalangan pekerja seks komersial hanya 3%. "Ibu rumah tangga justru yang rawan tertular, di antaranya bisa dari suaminya yang suka 'jajan'," katanya.

Dia menjelaskan, faktor penyebabnya masih didominasi hubungan seksual yang tidak aman (54%), disusul hubungan seks sesama laki-laki (34%). Sementara  itu, penularan dari narkoba hanya sekitar 3%.

Pelosok

Menurut Lilly, sejumlah kasus HIV/AIDS ini sekarang tak hanya terjadi di wilayah padat penduduk, seperti Padalarang, Lembang, dan Ngamprah. Namun, juga terjadi di daerah pelosok, seperti Cipongkor, Gununghalu dan Rongga. "Daerah pelosok memang jumlahnya masih sedikit. Hal ini juga disebabkan petugas belum bisa banyak menjangkau daerah-daerah tersebut," ujarnya.

Para penderita HIV/AIDS tersebut, lanjut dia, selanjutnya menjalani terapi rutin. Sementara dari segi psikis, mereka melakukan berbagai kegiatan dalam komunitas sesama orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Lilly menambahkan, penanganan HIV/AIDS membutuhkan sinergi dari sejumlah instansi terkait. Sebab selama ini, penanganan masih terfokus di wilayah hilir, yakni menangani orang-orang yang sudah terjangkit HIV/AIDS.

"Sementara penanganan di wilayah hulu, yakni upaya preventif masih kurang. Hal inilah yang membutuhkan dukungan dari semua pihak agar sosialisasi mengenai HIV/AIDS ini bisa sampai kepada masyarakat secara utuh," tuturnya. 

Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten Bandung Barat, Sam Norati Martiana mengungkapkan, pihaknya mendukung upaya pencegahan HIV/AIDS. Beberapa waktu lalu, BNN juga menggelar sosialisasi pencegahan HIV/AIDS yang melibatkan komunitas LGBT.

"Tidak dimungkiri, kelompok LGBT memang rawan terkena penyalahgunaan narkoba dan terjangkit HIV/AIDS. Makanya, kami memberikan sosialisasi ini terhadap semua kalangan, termasuk kelompok ini," ujarnya.***

Let's block ads! (Why?)

Kalo berita nya ga lengkap atau terpotong buka link disamping buat baca berita lengkap nya http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2018/09/05/sampai-juli-2018-ada-323-kasus-hiv-di-bandung-barat-429786https://desimpul.blogspot.com/2018/09/sampai-juli-2018-ada-323-kasus-hiv-di.html

No comments:

Post a Comment