"Panel menemukan, DPRK menggunakan fasilitas sipil termasuk bandara untuk perakitan dan pengujian rudal balistik dengan tujuan mencegah serangan 'pemenggalan' secara efektif."
KOREA UTARA (Korut) disebut masih mengembangkan program nuklir dan rudal balistik dengan memanfaatkan bandara dan fasilitas lainnya. Demikian laporan dari panel ahli PBB, seperti yang diwartakan AFP, Selasa (5/2/2019).
Laporan bahwa Korut masih mengembangkan program nuklir itu juga menunjukkan, sanksi terhadap Korut terbukti tidak efektif mengingat negara itu memperoleh minyak secara ilegal, menjual batu bara, dan melanggar embargo senjata.
"Program nuklir dan rudal balistik Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK/Korea Utara) masih tetap utuh," tulis laporan yang dikirim ke Dewan Keamanan PBB itu.
"Panel menemukan, DPRK menggunakan fasilitas sipil termasuk bandara untuk perakitan dan pengujian rudal balistik dengan tujuan mencegah serangan 'pemenggalan' secara efektif," lanjut isi laporan tersebut.
Laporan terbaru soal program nuklir dan rudal Korut muncul ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bersiap untuk menggelar KTT kedua bulan ini.
Pemerintah AS berharap, pertemuan tersebut akan menghasilkan kemajuan nyata dalam melucuti program senjata negara di Semenanjung Korea.
Selain itu, pemerintahan Trump juga telah memimpin upaya di PBB untuk menjatuhkan sanksi ekonomi yang berat kepada Korut, yang melakukan uji coba nuklir dan misil pada 2017.
Namun, Korut masih memakai strategi pemindahan minyak, bahan bakar, dan batu bara ilegal dengan memanfaatkan jaringan kapal di laut.
Dengan begitu, negara tersebut dapat menghindari halangan yang berusaha merampas pendapatannya untuk membangun program senjata.
http://wartakota.tribunnews.com/2019/02/06/sanksi-dinilai-tak-efektif-panel-ahli-pbb-korut-masih-kembangkan-nukir-dengan-manfaatkan-bandarahttps://desimpul.blogspot.com/2019/02/sanksi-dinilai-tak-efektif-panel-ahli.html
No comments:
Post a Comment