Gaya hidup sehat yang sempat populer di Indonesia beberapa tahun belakangan ini mengalami penurunan.
Pada tahun 2016 silam, Nielsen’s New Global Health and Ingredient-Sentiment Survey merilis hasil survei yang menunjukkan masyarakat Indonesia mulai lebih peduli dengan kesehatan makanan yang mereka konsumsi.
“Konsumen sekarang lebih sadar akan pola makan sehat karena itu mereka ingin menerapkan pola makan yang dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan,” jelas Yudi Suryanata, Direktur Eksekutif Nielsen, seperti dinukil CNN Indonesia.
Menurut hasil survei yang dilakukan diketahui bahwa delapan dari 10 responden atau 80 persen mengaku menerapkan suatu diet yang membatasi atau melarang konsumsi makanan minuman tertentu dalam menu harian.
Kabar baik tersebut ternyata tak berlangsung lama. Pasalnya, hasil riset AIA Healthy Living Index 2018 mengungkapkan minat masyarakat Indonesia menjalani pola hidup sehat mengalami penurunan.
Riset mengungkap, tingkat kepuasan masyarakat di Asia Pasifik terhadap kesehatan mereka menurun dibandingkan tahun 2016, dari 84 persen menjadi 81 persen pada tahun 2018.
Merasa kurang puas dengan kesehatan, membuat pelaku gaya hidup sehat meningkat dari 4,7 pada tahun 2016 menjadi 5,0 tahun 2018.
Masyarakat Asia Pasifik pun berupaya dengan menambah waktu latihan dan olahraga mereka, dari yang sebelumnya rata-rata latihan 3,0 jam (2016) menjadi 3,6 jam (2019).
Namun, sebagian masyarakat mengakui sulit mempertahankan diet mereka . Sebab, hanya 52% yang terus menjalankan program diet.
Kondisi yang berbeda terlihat pada masyarakat Indonesia, pada tahun 2013 skor kepuasan pada kesehatan ada pada angka 55, pada tahun 2016 menjadi 58, dan pada tahun 2018 meningkat menjadi 62.
Lebih kurang 96 persen orang Indonesia merasa puas dengan kondisi kesehatannya. Menempatkan kita pada peringkat 11 dari 16 negara Asia Pasifik sebagai negara dengan tingkat kepuasan atas kesehatan yang baik.
Namun, meningkatnya kepuasan tersebut tidak berjalan lurus dengan pilihan gaya hidup.
Aktivitas hidup sehat yang dilakukan menurun di Indonesia dari 4.0 tahun 2016 menjadi 3.6 tahun 2018 dan merupakan yang terendah di antara negara Asia Pasifik lain.
Alasan utama orang Indonesia malas menerapkan pola hidup lebih baik adalah terlalu banyak usaha yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan gaya hidup sehat.
Alasan tersebut diungkapkan oleh 37 persen orang. Selanjutnya, sebanyak 32 persen masyarakat Indonesia lebih memilih melakukan hal lain.
Laporan menunjukkan bahwa hanya lima persen masyarakat Indonesia yang mengalokasikan biaya untuk olahraga.
Sebanyak 37 persen masyarakat Indonesia memutuskan untuk setop mengonsumsi makanan sehat karena dianggap tidak efektif. Sementara itu, 32 persen lainnya merasa hal itu menguras banyak usaha.
Menerapkan pola hidup sehat memang tidak semudah merencanakannya. Namun, untuk mengawalinya Anda bisa mengadaptasi anjuran menu sehat yang dianjurkan oleh World Health Organization.
Salah satu yang direkomendasikan oleh WHO adalah mengurangi asupan garam.
WHO memberikan anjuran konsumsi garam sebanyak lima gram atau satu sendok teh sehari.
Sebab, makanan yang padat garam merupakan pencetus meningkatnya tekanan darah yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke.
https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/gaya-hidup-sehat-orang-indonesia-menurunhttps://desimpul.blogspot.com/2019/01/gaya-hidup-sehat-orang-indonesia.html
No comments:
Post a Comment