Pages

Wednesday, January 9, 2019

Cerita Lasmi Masuk Lingkaran Mafia Pengaturan Skor Sepak Bola - Tempo.co

TEMPO.CO, Jakarta - Lasmi Indaryani merasa amat lelah. Sejak tampil di program televisi Mata Najwa yang mengangkat isu pengaturan skor sepak bola, mantan manajer klub sepak bola Persibara Banjarnegara itu mengatakan seperti tengah menjalani ujian berat.

Saat menjalani pemeriksaan oleh Satuan Tugas Antimafia Bola bentukan Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia ia harus menggali ingatan bagaimana bisa terjerat mafia bola di kompetisi Liga 3 Indonesia. "Energi saya habis seperti hadapi ujian," kata Lasmi di Jakarta, Selasa, 8 Januari 2019.

Kisah bermula ketika ia mendengar isu kalau Persibara mendapat perlakuan tak adil di lapangan. Lantaran tak mengenal seluk beluk sepak bola, Lasmi pun lantas menemui Ketua Asosiasi Provinsi PSSI Jawa Tengah Johar Lin Eng. Dari Johar, ia kemudian berkenalan dengan mantan anggota Komisi Wasit Priyanto dan Anik Yuni Artika.

Kepada Priyanto dan Artika, Lasmi meminta agar mengawal Persibara. Ia tidak ingin timnya dicurangi lawan saat bertanding. "Kami tidak mau dikadalin wasit, tapi untuk mengkadali saya tidak pernah pesan," ucapnya. Di sisi lain, menurut dia, tuntutan masyarakat yang ingin melihat Persibara promosi ke Liga 2 Indonesia amat tinggi.

Tak cukup sama di situ, Lasmi menuturkan, ada syarat lain bila timnya ingin naik kasta. Dari penuturan Artika, ia melanjutkan, salah satu caranya ialah berkontribusi kepada PSSI Pusat dengan cara menjadi manajer tim nasional. Lasmi pun bersedia menjadi manajer Timnas U-16 wanita. "Saya habis sekitar Rp 260 juta (untuk menggelar training center di Banjarnegara)," kata dia.

Menurut dia, dana sebesar itu terbilang murah. Pasalnya, ucap Lasmi, berdasarkan penuturan anggota Komite Eksekutif PSSI Papat Yunisal biaya operasional menggelar pemusatan latihan Timnas mencapai Rp 1 miliar selama sekitar sebulan. "Mereka menjanjikan 50 persen dana kembali, tapi sampai sekarang satu peser pun tak diganti," ucapnya.

Tak terima dengan perlakuan itu, Lasmi pun lantas memberanikan diri berbicara di depan publik dan melapor ke Satgas ihwal mafia bola. Putri Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono itu mengaku terkejut saat penyelidikan dilakukan Satgas menetapkan empat tersangka. "Tersangkanya kan dari oknum Exco (komite eksekutif) dan Komdis, saya belum bisa percaya," kata Lasmi.

Satgas kembali menetapkan satu tersangka lagi, yakni Nurul Safarid. Wasit yang memimpin laga Persibara melawan Persekabpas Pasuruan itu diduga ikut melakukan pengaturan skor sepak bola dan menerima uang sebesar Rp 45 juta. Dalam pertandingan itu Persibara menang dua gol tanpa balas. Saat ditanya tentang Nurul Safarid, Lasmi menyatakan tidak tahu. "Saya juga tidak tahu soal dana (untuk wasit)," ucapnya.

ADITYA BUDIMAN

Let's block ads! (Why?)

https://bola.tempo.co/read/1163076/cerita-lasmi-masuk-lingkaran-mafia-pengaturan-skor-sepak-bolahttps://desimpul.blogspot.com/2019/01/cerita-lasmi-masuk-lingkaran-mafia.html

No comments:

Post a Comment