TANGERANG, (PR).- Kampanye politik yang terkait dengan harga kebutuhan pokok di pasar tradisional perlu berpegangan kepada fakta yang sebenarnya. Bila tidak, pedagang pasar sendiri yang bisa mengeluh.
Calon Presiden Petahana Joko Widodo mengatakan hal tersebut di sela-sela meninjau Pasar Anyar, Kota Tangerang Provinsi Banten, Minggu, 4 Oktober 2018. Jokowi saat itu menjawab pertanyaan terkait dengan adanya kampanye negatif dalam rangka Pilpres 2019 soal naiknya harga sembako.
Menurut dia, harga-harga bahan pokok beragam. Ada yang harganya naik, tapi ada juga yang turun. Harga yang fluktuatif di pasar seperti itu dinilainya biasa. Ia pun kemudian mencontohkan hasil amatannya ketika mengunjungi Pasar Anyar Tangerang, Minggu, 4 November 2018. Menurutnya, harga daging naik, namun harga telur turun.
Berangkat dari harga yang fluktuatif tersebut, ia mengatakan, dalam konteks kampanye politik, jangan teriak harga sembako di pasar naik. “Nanti bakul-bakul, pedagang-pedagang pasar bisa marah semua nanti karena tidak ada yang beli. Ibu-ibu tidak ada yang datang ke pasar. Malah datang ke mall, datang ke supermarket, datang ke hypermarket,” kata Jokowi.
Jokowi mengunjungi Pasar Anyar saat memulai kunjungannya ke Kota Tangerang, Provinsi Banten, Minggu, 4 November 2018. Datang sekitar pukul 6.00, Jokowi langsung masuk ke pasar, berbicara dengan pedagang pasar dan membeli beberapa barang dagangan mereka, seperti pete, tempe, tahu, ikan, daging sapi, melinjo, serta cabai.
“Setelah kami cek, semuanya memang harga stabil. Seperti telur, harganya justu malah turun. Dari Rp 30 ribu per kilogram, turun sampai Rp 20-22 ribu per kilogram. Yang lain stabil. Beras tadi kita lihat ada yang Rp 8.000, 9.000, 8500 (per kilogram),” kata Jokowi seusai meninjau Pasar Anyar Tangerang. (Muhammad Ashari)***
http://www.pikiran-rakyat.com/nasional/2018/11/04/kampanye-pilpres-2019-terkait-harga-sembako-sumbernya-harus-fakta-lapanganhttps://desimpul.blogspot.com/2018/11/kampanye-pilpres-2019-terkait-harga.html
No comments:
Post a Comment