TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA - Di era digital, dengan mudahnya setiap orang memproduksi dan menyebarkan informasi atau berita. Seketika pula, dunia maya, dibanjiri berbagai konten.
Viral, begitu tren yang kini dikejar dan digandrungi masyarakat. Setiap orang seolah berlomba menjadi yang pertama mengabarkan sesuatu di dunia maya.
Konten viral tercipta dari seberapa luas jangkauan konten ke pembaca dan kehebohan setelahnya.
Yang berbahaya, jika konten viral itu ternyata hoaks. Kalau sudah begini, ancaman hukum menanti setiap orang yang tak waspada.
Contoh paling dekat, tersebar luasnya hoaks penculikan anak dan detik-detik sebelum jatuhnya pesawat Lion Air beberapa waktu lalu. Sejauh ini, 12 orang dijadikan tersangka aparat berwenang.
"Sekarang orang rentan terserang virus hoaks. Orang senang viral. Padahal, viral artinya virus. Jadi, orang yang kerasukan virus itu jadi senang sekarang," kata Wakil Pimpinan Perusahaan Tribun Kaltim, Pitoyo Selasa (6/11/2018).
Lanjut Pitoyo, karena konten viral berpotensi besar ditunggangi pembuat berita hoaks, penting kiranya netizen menyaring dan memverifikasi informasi yang didapat.
"Sepanjang tidak sempat memverifikasi (informasi dan berita) berhenti saja menyebarkan informasi dan berita itu," katanya.
Baca juga:
Tersangkut Kasus Penganiayaan, Saddil Ramdani Minta Maaf pada PSSI dan Skuat Timnas
http://kaltim.tribunnews.com/2018/11/06/bahaya-kerasukan-berita-hoaks-yang-viral-setiap-orang-rentan-terserang-virushttps://desimpul.blogspot.com/2018/11/bahaya-berita-hoaks-yang-viral-setiap.html
No comments:
Post a Comment