"Pada era tahun 90-an bahkan data buruh migran di luar negeri diperkirakan sudah 2 juta. Pada awal 2000, itu bergeser ke angka 4 juta, pada periode 2009, perkiraan pada waktu itu adalah sekitar 7 juta dan pemilu 2019, angka buruh migran itu mencapai 9 juta," kata Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah di kantor Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (7/10/2018).
Perkiraan Anis ini ditunjang oleh sejumlah data penunjang. Salah satunya adalah survei Bank Dunia yang memperkirakan buruh migran Indonesia mencapai 9 juta.
Menurut Anis, 2 juta pemilih luar negeri yang diungkap oleh Pokja Pemilu hanya sama dengan jumlah buruh migran di Malaysia. Bagi dia, ada sejumlah buruh migran yang tidak masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2019.
"Di Malaysia saja diperkirakan, ini tidak hanya migrant care memperkirakan tapi ada di sana memperkirakan sekitar 2,5 juta. Artinya apa? Kalau jumlah DPT luar negeri itu hanya merepresentasi Malaysia. Di Arab Saudi, buruh migran kita diperkirakan 1,5 tetapi DPT misalnya hanya 900 ribu, jadi artinya kita mempunyai persoalan dasar dalam tata kelola migrasi yang mengakibatkan warga negara kita yang bekerja di luar negeri, ada dokumen atau tidak, itu belum didapat secara komprehensif oleh pemerintah," tuturnya.
Ketua Pokja Pemilu Luar Negeri (LN), Wajid Fauzi, sebelumnya mengatakan jumlah DPT hasil perbaikan pertama mencapai 2.025.344. Jumlah DPT dari WNI yang berada di luar negeri itu akan diperbaharui kembali pada 15 Oktober 2018.
"Pada tanggal 16 itu datanya adalah 2.025.344. Itu data kita per tanggal 16 Septemher. Setelah itu, saat ini detik-detik ini, masih memperbaiki," ucapnya.
Simak Juga 'Begini Aksi Penyelamatan Ratusan Migran yang Terdampar di Laut':
(knv/gbr) https://news.detik.com/berita/4246032/migrant-care-buruh-migran-di-pemilu-2019-capai-9-jutahttps://desimpul.blogspot.com/2018/10/migrant-care-buruh-migran-di-pemilu.html
No comments:
Post a Comment