Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) dan tuan rumah Piala Dunia 2022, Qatar, setuju membentuk perushaan joint venture untuk mengorganisasi penyelenggaraan turnamen sepak bola akbar sejagad, Reuters melaporkan, Selasa (5/2).
Dalam pernyataannya, FIFA mengatakan pihaknya akan menguasai 51 persen saham dalam perusahaan patungan tersebut, sedangkan panitia penyelenggara Qatar akan menggenggam 49 persen.
Presiden FIFA Gianni Infantino pada 2016 mengungkapkan organisasi sepak bola dunia itu akan mengambil kendali lebih besar untuk penjualan tiket dan penyelenggaraan turnamen. Infantino mengaku keputusan itu lebih didorong oleh efisiensi, bukan karena tidak ada kepercayaan dengan kemampuan tuan rumah.
Hingga saat ini, panitia penyelenggaraan Piala Dunia di negara tuan rumah biasanya harus mengatur secara mandiri. FIFA hanya sesekali melakukan inspeksi berkala kemajuan persiapan. Pengaturan itu biasanya sering mengakibatkan ketegangan.
Menjelang gelaran Piala Dunia 2014, sekretaris jenderal FIFA pada saat itu, Jerome Valcke, membuat berang tuan rumah Brazil karena mengatakan negara itu butuh “dipecut” untuk mempercepat persiapan.
Sekretaris Jenderal FIFA Fatma Samoura mengatakan dalam pernyataannya bahwa pengaturan batu itu adalah “langkah besar” menuju pengaturan turnamen Piala Dunia.
“Perusahaan patungan bertujuan untuk mengorganisasi kembali cara kami bekerja pada bagian operasional dan mencegah inefisiensi,” kata Samoura.
Piala Dunia di Qatar dijadwalkan akan berlangsung pada November dan Desember 2022 dengan mempertandingkan 32 tim. Tapi Infantino mengisyaratkan jumlah tim yang berkompetisi bisa bertambah menjadi 48.
Studi kelayakan sedang dilakukan terhadap semua aspek, seperti penjadwalan pertandingan, jumlah tempat pertandingan yang diperlukan, lokasi-lokasi latihan dan jumlah pertandingan per hari sesuai dengan format tim yang diperluas. [ft]
No comments:
Post a Comment