TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mewabahnya penyakit korupsi telah merusak sendi-sendi dan tatanan sosial dalam segala aspek kehidupan.
Menurut Wakil Ketua KPK Laode M Syarif, tugas pemberantasan korupsi tidak boleh hanya mengandalkan peran KPK, kejaksaan, dan kepolisian semata.
Ia mengatakan, salah satu upaya KPK dalam melakukan pencegahan korupsi ialah melalui pendekatan agama.
Karena menurut Laode, mencegah perilaku korupsi menggunakan pendekatan agama, semisal pemahaman, pengamalan, dan doktrinasi agama, lebih efektif dibandingkan hanya mengandalkan penegakan hukum.
"Pencegahan itu juga termasuk dengan ustaz. Kita bekerja sama dengan Muhammdiyah, NU, Gereja Katolik dan Protestan," katanya saat dijumpai di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (9/12/2018).
Baca: Ferdinand Hutahaean: PSI Semangatnya Menyerang Orba, Bukan Berantas Korupsi
Laode pun secara tidak langsung mencontohkan kasus korupsi pengadaan Al-Quran yang terjadi di Kementerian Agama pada APBN-P 2011 dan APBN 2012.
Kasus korupsi yang melibatkan beberapa nama sebagai tersangka, mulai dari Zulkarnaen Djabbar, Dendy Prasetia, Ahmad Jauhari bahkan hingga Fahd El Fouz alias Fahd A Rafqi merugikan keuangan negara sekira Rp14 miliar.
"Tetapi perlu juga kita catat, kalau Al-Quran saja sudah dikorupsi, gimana coba? Uang haji dikorupsi, Al-Quran dikorupsi, uang masjid banyak yang dikorupsi," tandas Laode.
"Untung itu syahadat enggak ada uangnya, kalau ada uangnya juga mungkin (dikorupsi)," katanya menambahkan.
"Jadi maksudnya tidak cukup hanya pencegahan. Perlu diciptakan sistem yang lebih baik. Makanya kita selalu push e-planning, e-budgeting, dan e-catalog di daerah, lokal, dan provinsi, supaya tidak terulang lagi," tegas Laode.
http://www.tribunnews.com/nasional/2018/12/09/pimpinan-kpk-lewat-tokoh-agama-salah-satu-upaya-pencegahan-korupsihttps://desimpul.blogspot.com/2018/12/pimpinan-kpk-lewat-tokoh-agama-salah.html
No comments:
Post a Comment