Pages

Sunday, October 7, 2018

Membangun Budaya Konsumsi Sehat pada Anak

Banyak kiat khusus untuk meredam ancaman obesitas di kalangan anak dan dewasa remaja. Dan yang tidak kalah penting adalah soal pemahaman membangun pola hidup sehat sedini mungkin.

Idealnya soal pola konsumsi yang baik dan benar mesti dimiliki se­mua orang, tak terkecuali kalangan anak dan dewasa remaja. Apabila ini dilakukan tumbuh kembang gene­rasi penerus ini berjalan maksimal, baik dari segi fisik maupun intelektualitas.

Pakar Nutrisi dan Guru Besar IPB Prof Dr Ir Ali Khomsan, MS menjelas­kan, masyarakat urban saat ini memiliki permasalahan pola makan yang cukup kompleks.

“Padahal pola hidup sehat sejak dini akan memengaruhi tumbuh kembang anak, bahkan kualitas hidup mereka ketika dewasa. Sebagai contoh, anak yang telah terbiasa menerapkan pola makan sehat pada saat dewasa akan memiliki risiko lebih rendah terhadap Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti obesitas, hipertensi, stroke, diabetes, dan serangan jantung. Oleh karenanya penting bagi orang tua untuk senan­tiasa memperhatikan asupan anak dan menyediakan gizi yang seimbang,” katanya pada peluncuran produk baru Milo di Jakarta, belum lama ini.

Oleh karena itu, Prof. Ali menekan­kan pentingnya peran orang tua mem­bangun pola konsumsi anak sedini mungkin, dimulai dari ‘meja makan’ rumah. Mengingat kasus obesitas di kalangan anak Indonesia sudah sa­ngat meresahkan. Menurut Data Riset Kesehatan Nasional 2016, sekitar 20,7 persen penduduk dewasa Indonesia mengalami kegemukan. Angka tersebut meningkat dari 15,4 persen pada 2013. Kajian Global Burden of Diseases yang dipublikasikan jurnal ilmiah, Lancet pada 2014 pun menempatkan Indone­sia di posisi 10 dalam daftar negara de­ngan tingkat obesitas tertinggi di dunia.

Prof. Ali pun menganjurkan agar para orang tua, sudah saatnya memberi pengetahuan soal budaya konsumsi yang sehat, agar mendapat manfaatnya.

Berdasarkan anjuran dari Kemen­terian Kesehatan RI, dalam sehari, kon­sumsi gula untuk orang di Indonesia adalah 50 gram. Setara dengan empat sendok makan per hari. Sedangkan, anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO), hanya 25 gram per hari.

“Kalau kurang, gluko­sa tidak bisa sampai ke otak, maka muncul mengan­tuk. Kalau kele­bih­an, oksigen akan lari ke perut padahal otak membutuhkan oksigen, men­gantuk juga. Makanya asupan glukosa sarapan harus pas,” ujar Prof. Ali

Business Executive Officer Bever­ages Business Unit PT Nestlé Indonesia Prawitya Soemadijo, menjelaskan, peluncuran produk Milo terbaru ini memang dirilis berdasarkan semangat meningkatkan kua­litas hidup dan berkontribusi untuk masa depan anak yang lebih sehat.

“Kami mening­katkan kandungan vitamin dan mineral, se­perti vitamin 86, B12, C, D, dan zat besi. Kami berharap Milo yang lebih sehat dan lebih lezat ini dapat terus mendampingi anak-anak dalam menjalani aktivitas keseharian mere­ka,” terang Prawitya.

Wajib Bergerak

Untuk menekan risiko kegemukan pada anak, juga harus mengedu­kasi anak soal aktivitas fisik. Badan Kesehatan Dunia merekomendasi­kan, aktivitas fisik anak harus lebih dari 60 menit sehari.

“Pada kenyataannya, anak-anak di Indonesia masih sangat kurang untuk aktif bergerak. Padahal di sekolah sebenarnya sudah menerap­kan pola hidup aktif seperti ekstrakurikuler, pelajaran olahraga, class meeting, dan kompetisi sekolah,” ujar Mury Kuswari SPd MSi, Ketua Umum Asosiasi Nutrisionis Kebugaran dan Olahraga Indonesia (ANOKI).

Pihaknya mengutip berdasarkan se­buah penelitian, anak-anak Indonesia hanya sembilan persen (laki-laki) dan dua persen (perempuan) yang meme­nuhi panduan 60 menit beraktivitas fisik tingkat sedang.

Salah satu pemicu anak malas ber­gerak adalah pemakaian gadget yang ter­lalu lama. “Selain mendapatkan asupan gizi yang cukup, pola hidup aktif sudah harus ditanamkan pada anak sejak dini. Anak yang rutin berolahraga memi­liki kemampuan kognitif, mental, serta nilai-nilai kehidupan seperti sportivitas, pantang menyerah, percaya diri, dan kerja sama tim yang lebih baik. Oleh ka­rena itu, penting bagi anak usia sekolah untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur dan didukung dengan asupan gizi yang seimbang agar tetap berenergi setiap hari,” tandas Mury. ima/R-1

Memupuk Potensi Generasi Muda

Pada kesempatan yang berbeda, pe­ngembangan ekonomi kreatif, saat ini sedang menjadi peradaban baru dunia sehingga mensyaratkan setiap insan yang terlibat memiliki kreativitas dan produktivi­tas. Mereka harus mampu mengaktivasi jiwa kewirausahaan muda sehingga dapat mem­bangun industri kreatif yang tepat guna sesuai dengan bakat dan karakternya.

Untuk mencapai tujuan itu, kreativitas dan produktivitas mutlak ditumbuhkan sejak dini dan diasah melalui berbagai wadah. Ini pula yang mendorong penerbit Erlangga dan 2Madison Gallery mendukung sepenuhnya pengembangan industri kreatif dengan me­nyelenggarakan Erlangga Talent Week 2018 di Ballroom Kuningan City, Jakarta , pada 25 - 27 Oktober 2018 mendatang.

Erlangga Talent Week (ETW) didedikasi­kan khusus untuk para siswa, guru, orang tua, masyarakat umum sebagai wadah menum­buhkan dan mengasah bakat dan keahlian (skill) generasi muda Indonesia.

“Even ini merupakan perpaduan aktivi­tas perlombaan, talkshow, unjuk bakat dan kreativitas, hiburan, serta tidak kalah penting pameran buku-buku bagi siswa, guru, orang tua dan masyarakat umum,” katanya.

Rizal Pahlevi, Manajer Marketing Nasio­nal Penerbit Erlangga menyatakan, Erlangga Talent Week 2018 mengundang berbagai pemangku kepentingan industri kreatif untuk berpartisipasi menyukseskan acara. Yang me­narik selain bisa menyaksikan lomba speech contest, talent show, storytelling, seminar dan talkshow bersama pakar dan selebritas, Anda juga bisa menikmati penampilan musisi ternama seperti Stars & Rabbit dan Payung Teduh.

Even Erlangga Talent Week merupakan penyelenggaraan kali keenam sejak 2009. Pada 2009 diselenggarakan di Mal Pejaten Village, sedangkan pada 2010 dan 2011 di Ci­landak Town Square (dengan nama Erlangga Family Fair); Kemudian pada 2016 di Mal One Belpark dan 2017 di Mal Kota Kasablanka (de­ngan nama Erlangga Back to School). ima/R-1

Let's block ads! (Why?)

http://www.koran-jakarta.com/membangun-budaya-konsumsi-sehat-pada-anak/https://desimpul.blogspot.com/2018/10/membangun-budaya-konsumsi-sehat-pada.html

No comments:

Post a Comment